Dibalik Kain Sarung


Penggunaan kain sarung, seperti yang dikenakan KH. Ma'ruf Amin saat debat cawapres 170319, seolah menggiring  imaginasi sebagian orang, pada komunitas santri di pondok pesantren di desa-desa. Sementara masyarakat, pada umumnya,  menilai pondok pesantren sebagai institusi pendidikan yang kualitasnya di bawah institusi pendidikan formal.

Itulah kenapa ada orang tua ketika anaknya dinilai tidak berprestasi di sekolah, lalu ia acap kali "mengancam"  anaknya untuk memasukannya ke pesantren. 
Diakui atau tidak sebgian masyarakat kita underestimate pada kecakapan (pengetahuan) seorang santri. Lalu bebrapa orang pendukung paslon 01 dengan cawapres KH. Ma'ruf  Amin itu pun saat debat akan dimulai merasa khawatir, ragu, dst, akankah sang kyai "sepuh" berbalut sarung itu mampu mengimbangi anak muda berdasi? 

Nyatanya  sungguh diluar ekspektasi, dari balik sarung itu keluar kata-kata yang membuat, terutama pendukungnya, terkesimak! bagaimana tidak, ia begitu  lahap menikmati umpan yang dilemparkan lawan debatnya terutama terkait dengan "stunting", beliau begitu komprehensip membahas hal tersebut.

Pada bagian lain Bapak Sepuh berkain sarung itupun seolah merekayasa panggung debat menjadi ruang pembelajaran, beliau seakan berperan sebagai guru yang sedang menguji muridnya. Ketika sang murid menjawab tidak sesuai dengan harapannya gurupun menjelaskan jawabannya. 

Dari balik sarung itupun keluar istilah-istilah: dudi, unicorn bahkan decacorn, hingga infrastruktur langit. Inilah kemudian yang mengubah debat politik menjadi panggung yang cukup "menghibur". Saat bersamaan Pak Kyai seakan berperan sebagai PR (Public Relaltions)  yakni menciptakan image (citra) positif pondok pesantren termasuk santri, kepada masyarakat luas  di tanah air. Hal ini juga dapat memberi pengaruh positif terutama bagi para santri. Meraka merasa percaya diri, merasa punya peluang untuk berkontribusi dalam ajang politik, bahkan memiliki peluang untuk menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Namun sepertinya banyak yang lupa bahwa yang dibalik sarung itu, kyai sepuh adalah seorang Profesor.





Tayangan Debat Cawapres 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stiil Loving You

Biografi Prof. Dr. KH Ma'ruf Amin